Siap
Saji? Siap Mati!
Siap Saji? |
Siap Mati! |
Pola
hidup masyarakat di masa globalisasi ini perlu diperhatikan oleh kita semua.
Karena efek dari globalisasi ini terhadap kehidupan masyarakat, ditandai dengan
banyaknya orang yang tidak lagi
memperdulikan kesehatan dirinya, kesehatan lingkungan, dan kesehatan orang lain
di sekitarnya. Selain itu, prinsip lebih mudah mengobati daripada mencegah
sepertinya telah mengakar dikalangan masyarakat. Hal ini diakibatkan oleh meningkatnya
kesibukan dan berkurangnya waktu iistirahat sehingga mereka tidak sempat
menjaga pola makan yang sehat. Dan alternative yang mereka pilih adalah mengonsumsi
makanan siap saji.
Mengonsumsi
makanan siap saji yang berlebihan tidak baik bagi kesehatan tubuh. Karena
makanan siap saji tersebut lebih banyak mengandung bahan kimia berbahaya
dibandingkan kandungan vitamin atau zat lain yang dibutuhkan oleh tubuh. Selain
itu, makanan siap saji juga mengandung bahan-bahan yang tidak alami, gizi
rendah dan cenderung menggunakan zat additif berlebihan.
Makanan
siap saji diproduksi oleh beberapa perusahaan, baik industri rumah tangga, pabrik maupun
restaurant. Pada dasarnya, efek negatif yang diberikan oleh ketiga perusahaan
tersebut sama. Yakni makanan yang diproduksi mereka, sama-sama mengandung zat
kimia yang berbahaya bagi tubuh. Dan dapat memicu timbulnya berbagai penyakit
dalam tubuh.
Selain
itu, maraknya isu seputar makanan siap saji mendominasi berita disore hari.
Kebanyakan industri tidak lagi menggunakan bahan dan cara olah yang sehat. Hal
tersebut dapat dibuktikan dengan penambahan zat kimia yang berbahaya pada
makanan tersebut, seperti Borax dan Formalin. Kedua subtansi tersebut merupakan
komponen utama pemicu berkembangnya sel kanker dalam tubuh manusia.
Setiap
diri manusia pasti memiliki sel kanker dan sewaktu-waktu berpotensi menjadi
penyakit kanker. Jika sel kanker tersebut dipicu dengan mengonsumsi pengawet
secara rutin, maka tidak menutup kemungkinan ia akan positif terkena kanker.
Namun
dari sedemikian bahaya yang dikandung oleh makanan siap saji, tingkat
permintaan akan produk ini semakin hari semakin bertambah. Dan menjadi makanan
pokok masyarakat. Atas dasar inilah penulis merasa sangat penting untuk
mengangkat tema, “Pengaruh makanan siap saji terhadap jumlah penderita penyakit
kanker di Indonesia.”
1.
Pengertian
makanan siap saji
Makanan siap saji
adalah jenis makanan yang dikemas, mudah disajikan, praktis, dan diolah dengan
cara sederhana. Makanan tersebut umumnya diproduksi oleh industri pengolahan
pangan dengan teknologi tinggi dan memberikan berbagai zat aditif untuk mengawetkan
serta memberikan cita rasa bagi produk tersebut.
2.
Dampak
positif makanan siap saji
Makanan
siap saji yang beredar di Indonesia saat ini mencapai 500-600 jenis. Jenis
tersebut terdiri dari makanan dan minuman yang diproduksi dalam skala kecil dan
besar. Ketersediaan makanan siap saji ini akan memberikan kemudahan pemilihan
jenis makanan, kualitas makanan dan praktis. Inilah dampak positif dari adanya
makanan siap saji.
3.
Jenis
makanan siap saji dan Dampak Negatifnya
Dilihat
dari sumber produksinya, Makanan siap saji dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
makanan siap saji ala restoran barat, produk instan ala industri pabrik, dan
makanan masak ala industri rumah tangga atau biasa disebut dengan pedagang kaki
lima.
a. Kategori
Makanan siap saji ala restoran
makanan
pada kategori ini contohnya seperti pizza, hot dog dan sebagainya. Dimana
makanan yang tidak sehat tersebut berasal dari budaya barat yang dibawa dan
diperkenalkan ke Indonesia. Alhasil, banyak orang Indonesia mengonsumsi makanan
obesitas, dan menu modern masyarakat kini.
Di
Harian Tempo (16/07/2012) diberitakan bahwa Restoran cepat saji ala Barat, yang
berkembang di Indonesia, dituding menjadi penyebab meningkatnya kasus diabetes
dan jantung koroner di kawasan ini. Dalam analisis lebih dari lima ribu warga
Indonesia yang makan makanan cepat saji dua kali seminggu atau lebih, sebanyak
27% beresiko terkena diabetes dan 56% beresiko terkena penyakit jantung
koroner.
b. Makanan
instan ala industri pabrik
Makanan
ini biasanya ditutup dengan kemasan yang bisa berasal dari plastic, kaleng,
kaca, atau bahan lainnya. Produknya pun bermacam, ada yang berupa lauk pauk,
mie instant, susu, keju, santan, dan nugget
atau sosis. Dampak negatif pada kategori ini adalah yang paling tinggi karena
dilihat dari faktor produksi yang digunakan, kemasan yang dipakai, dan zat
additif yang ditambahkan, makanan instan ini paling banyak mengandung bahan
kimia yang berbahaya.
Faktor produksi yang berupa bahan mentah yang digunakan oleh
produsen dapat berupa bahan yang bergizi rendah. Selain itu, sebagian besar
produsen menggunakan kemasan yang tidak sesuai dengan standart nasional
Indonesia (SNI). Menurut ketua federasi pengemasan
Indonesia Hengky Darmawan menyatakan bahwa di Indonesia sistem pengemasannya
baru 10% sesuai aturan SNI. Pemilihan jenis kemasan harus memperhatikan food grade dan food safety.[1]
Beberapa faktor yang mempengaruhi produsen dalam memilih
kemasan adalah tampil menarik, mampu melindungi produk yang dikemas, dan
pertimbangan ekonomis. Bahan yang digunakan selama ini berupa plastik atau
Styrofoam (pembungkus mie instant dan nugget), PVC (polyvinyl clorida) untuk pembungkus kembang gula, kaleng makanan
buah, susu, dan makanan lauk pauk.[2]
Zat additif yang
digunakan pun juga beragam. Mulai dari bahan pengawet, pewarna, perasa hingga
pemanis buatan terkandung dalam sebungkus makanan instan. Zat pengawet dapat memicu terjadinya mutasi
sel yang akhirnya mengakibatkan penyakit Kanker. Zat pewarna dapat Menimbulkan
alergi dan kanker hati. Zat perasa seperti MSG menimbulkan kerusakan
otak. Dan
zat pemanis dapat menyebabkan kanker kantong kemih, gangguan
saraf dan tumor otak. Jadi, dapat kita
simpulkan bahwa penyakit kanker mendominasi dampak negatif yang ditimbulkan
oleh zat additif.
Selain yang dikemukakan diatas, adapun zat additif berbahaya yang tidak layak dipakai dalam
pembuatan makanan, namun masih saja dipakai sebagai bahan tambahan, zat
tersebut adalah Formalin dan Boraks. Formalin merupakan zat pengawet pada
mayat, sedangkan boraks merupakan zat pemutih pada industri tekstil.
Seperti yang dikemukakan oleh Prof. Joko Waluyo, salah satu
guru besar di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.
“Jika formalin diteteskan pada tangan maka tangan yang terkena formalin
tadi akan melepuh. Dapat dibayangkan, jika zat keras tersebut masuk dalam tubuh
manusia dan menyentuh organ dalam yang lunak dan tipis. Maka yang terjadi
adalah terhambatnya fungsi organ dikarenakan rusaknya organ-organ tersebut.” 2[3
]
Oleh karena itu, makanan siap saji pada kategori ini
dianggap paling berbahaya. Dan kita harus berfikir dua kali untuk mengonsumsi
makanan instan tersebut secara rutin, mengingat bahaya yang dikandungnya.
c. Makanan
siap saji ala industri rumah tangga
Kategori
yang terakhir berasal dari industri
rumah tangga (pedagang kaki lima). Yang perlu diwaspadai dari kategori
ini adalah cara, alat, bahan, dan tempat yang digunakan untuk mengolah makanan.
Biasanya pedagang kaki lima berdagang di pinggir jalan, seperti yang kita
ketahui bahwa dijalan terdapat polusi udara. Polusi ini banyak mengandung unsur
kimia yang berbahaya.
Tidak
hanya mengandung bahan kimia saja, polusi udara juga menyebabkan berbagai macam
mikroorganisme penyakit. Banyaknya transportasi yang melintas akan membawa
kotoran yang ada dijalan menyebar ke segala arah, termasuk pada lokasi warung
makan pedagang kaki lima. Sedangkan kondisi warung, hanya dilindungi oleh tenda
yang terbuka. Oleh karenanya semakin mudah mikroorganisme penyakit yang hinggap
pada makanan dan dimakan oleh manusia. Tidak dapat kita hitung berapa banyaknya
bakteri parasit yang masuk dalam tubuh kita.
Faktor
air pun juga ikut menyumbang dampak negatif, karena air yang digunakan adalah
air mentah yang tidak dilindungi oleh wadah yang tertutup. Air untuk mencuci
juga terbatas pada satu tempat. Dari bekas piring puluhan orang yang makan
biasanya dicuci dengan air sama. Lain lagi dengan hinggapnya hewan vektor,
yakni hewan perantara penyakit menular seperti
kecoa dan lalat.
4.
Upaya meminimalisasi dampak negatif
Dari
banyaknya faktor penyebab dan akibat makanan tidak sehat tersebut. Mulai dari
kategori pertama hingga ketiga ini, seharusnya ada upaya dari kita dalam
meminimalisir pola hidup yang tidak sehat. hal ini dapat diupayakan dengan dua
cara, secara internal dan eksternal.
- Secara internal :
Mengurangi konsumsi makanan siap
saji, meningkatkan konsumsi sayur dan buah-buahan serta mengkonsumsi vitamin.
Beberapa vitamin diduga mengandung zat karsinogen (anti kanker) adalah vitamin
A,C,E banyak terdapat dalam sayur dan buah asam folat terdapat dalam brokoli,
bayam dan asparagus: vitamin B3, vitamin D dalam bentuk aktif terdapat pada
mentega, susu, kuning telur hati, beras dan ikan
Seabagai orang yang mempunyai
pengetahuan, kita harus bisa melakukan sosialisasi pada keluarga dan masyarakat
tentang bahaya makanan siap saji, mengawasi, dan mengontrol pemberian dan
penggunaan uang jajan pada anak serta membiasakan membawa bekal makanan sehat
dari rumah.
2. Secara Eksternal
Produsen, diperlukan kesadaran dan tanggung
jawab produsen terhadap penggunaan zat aditif pada bahan pangan yang
diproduksikan, memberikan informasi yang jelas komposisi makanan termasuk zat
aditif yang ditambahkan, menjaga kebersihan
lokasi dagang, menggunakan cara pengolahan yang baik, dan menggunakan bahan
yang higienis.
Konsumen, sebagai
seorang konsumen yang baik, kita harus memilih tempat makan yang bersih,
melihat nilai gizi pada bungkus makanan instan yang akan kita beli, dan
memastikan produk tersebut telah menapat izin produksi dari BPOM.
Pemerintah, melakukan pengawasan dan menindak
tegas produsen yang melanggar aturan yang berlaku. Meneruskan kegiatan program
makanan tambahan anak sekolah dengan memanfaatkan sumber makanan lokal. Serta
melukan evaluasi rutin di pasar.
Non-Pemerintah (LSM), memfasilitasi terbentuknya
konsumen, mendorong peran serta masyarakat sebagai pengawas kebijakan publik,
mengantisipasi kebijakan global yang berdampak pada konsumen, melakukan
pengawasan dan bertindak sebagai pembela konsumen.
Daftar Pustaka
Waluyo, Joko. 2010. Biologi
Umum. Jember: Jember University Press.
Anonim. Kemenkes
Memantau penggunaan Jenis Kemasan Makanan. http://www.depkes.go.id/
(diakses pada 21 November 2012).
Tafany. Dampak Makanan
Saji. http://tafany.wordpress.com/2009/03/23/dampak-makanan-siap-saji.html
(diakses pada 22 November 2012)
Edy. Cahyo. Dampak Makanan Siap Saji Bagi Tubuh. http://indonfire.blogspot.com
Ini Bahaya Makanan Cepat Saji ala Barat. http://www.tempo.co/read/news/2012/07/16/060417197/Ini-Bahaya-Makanan-Cepat-Saji-ala-Barat" (diakses pada tanggal 21 November 2012)
[1] Anonim, “Kemenkes memantau penggunaan jenis kemasan makanan.”, diakses dari http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1531-kementerian-kesehatan-pantau-penggunaa-jenis-kemasan-makanan.html pada tanggal 21 November 2012 pukul 10.30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar